Sunday, May 09, 2010

Mengasah Kreatifitas Lewat Kamar Tidur

Ruang penuh warna. Karpet jadi menu utama. Padu padan biru dan jingga memberi kesan ceria.

Kamar tidur anak tidak dapat dilepaskan dari unsur warna dan keceriaan. Selayaknya anak-anak dikenalkan pada aneka ragam warna sejak dini.

Karpet biru sebagai penutup lantai memancar kesan kelembutan. Berbahan wol katun, karpet tebal menjadikan anak dapat bermain lebih santai dan aman di lantai.

Cukup banyak jenis karpet yang dapat dipilih sebagai pelapis lantai kamar anak. Di antaranya, karpet yang terbuat dari polyester, nilon, akrilik dan wol.

Pada kamar anak ini, ketiadaan ranjang memang disengaja oleh pemilik rumah. Sifat anak dan keinginan untuk menimbulkan kesan lapang jadi alasannya.

Untuk itu pula, alas tidur dibuat berwarna senada dengan warna karpet.
Furnitur lainnya pun disesuaikan. Kursi jingga di sudut ruangan ditempatkan berjajar dengan televisi.

Kursi ini berbentuk telapak tangan menengadah. Sengaja dipilih untuk mengasah kreatifitas anak mulai dari warna dan bentuk. (whery/Fot:Richard)

Wallcover Cantik untuk Dinding

Wallcover menjadi material finishing alternatif untuk dinding. Hadir dengan beragam motif dan warna, wallcover juga praktis dalam pemasangan dan perawatan.

Wallcover menjadi alternatif elemen dekorasi dinding ruangan. Bentuknya lembaran mirip kertas namun mampu mengubah tampilan ruangan dalam sekejap.
Wallcover memiliki tingkat konsistensi warna dan motif yang stabil hingga suasana ruang dapat menjadi berubah total. Suasananya bisa dramatis, intim, hangat, formal, maupun santai, sesuai kehendak penghuni.

Dikenal juga dengan sebutan wallpaper, wallcover dulunya terbuat dari kertas. Seiring perkembangan teknologi, material wallcover pun menjadi beragam. Tidak hanya dari kertas, tetapi juga ada yang terbuat dari vinyl, kain, plastik, bahkan jerami. Tiap bahan memiliki spesifikasi yang berbeda, dan diperuntukan untuk berbagai kondisi dinding.

Dalam hal ukuran wallcover hadir dalam ukuran standar 50x1.3m; 30x0.9m; 10x0.7m; dan 10x0.5m. Motifnya pun terus berkembang. Desain-desainnya banyak yang dikembangkan oleh ahli wallcover dari Eropa dan Cina. (whery/Fot:Tri)

Pasang Wallcover Harus Pinter

Wallcover standar terbuat dari kertas yang mudah sobek. Meski ada bahan lain yang ditawarkan tetap saja pemasangan wallcover perlu ketelitian agar hasilnya rapi dan presisi.

Langkah pemasangan wallcover teragi menjadi beberapa bagian, yaitu:

  • Siapkan lem khusus wallcover dengan air bersih. Campur 125 gram lem khusus wallcover dengan 4 liter air dingin. Campuran ini cukup untuk memasang 7-8 rol wallcover ukuran standar.
  • Ukur luas permukaan. Buatlah garis memanjang vertikal. Gunakan tali berbandul agar garis benar-benar lurus.
  • Potong wallcover sedikit lebih panjang dari tinggi dinding. Misalnya, untuk dinding tinggi 3m, potonglah wallcover sepanjang 3.1m. Ketika memotong, perhatikan motifnya.
  • Letakkan potongan wallcover terbalik di atas lantai. Sapukan cairan lem ke bagian belakangnya. Bubuhkan lem lebih banyak pada bagian pinggir. Sebelum memasang, sapukan lem ke dinding yang hendak ditutup.
  • Pasang wallcover mulai dari dinding bagian atas. Ratakan permukaannya dengan mika. Gosokkan dari atas ke bawah sehingga air sisa terbuang.
  • Dengan cara yang sama, pasang setiap potongan wallcover hingga menutupi dinding yang akan dilapisi. Sekali lagi, perhatikan motif (jika ada) untuk memperoleh detail hasil sambungan yang presisi. (whery/Fot:Tri)

Karpet, Perawatan Baik Tampilan Tetap Apik

Karpet jadi solusi bagi penghuni yang menginginkan kelembutan pada permukaan lantai.

Ada banyak pilihan jenis karpet. Bahan karpet mulai dari wool, polyester, bahkan ada nilon dan akrilik. Masing-masing juga punya tingkat ketebalan beragam.

Ambil contoh, karpet polyester sistetis punya tebal 5-6mm. Jenis wol sistetis rata-rata memiliki tebal 9mm, dan 7cm untuk karpet berbahan wol katun.

Karpet sendiri sebetulnya memiliki karakter unik. Makanya, karpet butuh perhatian khusus saat pemasangan, pemeliharaan, dan pembongkaran. Untuk itu da beberaoa hal yang perlu diperhatikan:
  • Sebelum memasang karpet, ukur ruangan secara tepat. Hal ini dimaksudkan agar karpet yang dibeli pas, tidak berlebih ataupun kurang. Jika lebih tak terlalu masalah sebetulnya. Namun yang menjadi masalah ketika ukuran karpet kurang dari luas ruang yang ingin ditutupinya. Jika kurang tentu akan ada proses penambahan, dan ini menjadikan lantai karpet kurang sedap dipandang.
  • Bersihkan karpet dengan vacum cleaner dua kali seminggu. Karpet yang kotor akan mempengaruhi kualitas udara dan ruangan.
  • Cegah hewan peliharaan, anjing, kucing ataupun hewan lain, masuk ke dalam ruanga beralas karpet. Bulu hewan yang menempel pada karpet akan mempengaruhi higienitas.
  • Alangkah baiknya pencucian karpet diserahkan pada binatu khusus karpet.
  • Bersihkan karpet jika tertumpah makanan atau minuman dengan shampo atau sejenisnya sesegera mungkin. (whery/Fot: Richard)

Lantai oh Lantai


Layaknya bumi tempat kita berpijak, lantai layaknya media berpijak kita di dalam rumah.

Pemilihan material lantai tidak harus berarti mengkompromikan semua kemauan. Pilihan yang tepat datang dari aspek fungsi, kenyamanan, dan keindahan.

Tempat pemasangan dan sifat dasar setiap material lantai juga wajib jadi perhatian.
Untuk lantai yang berada di area kering, kita lebih bebas memilih jenis material lantainya.

Jika lantai diperuntukkan sebagai media basah, contoh dapur atau kamar mandi, pilihlah pelapis lantai yang kedap air agar permukaannya tidak mudah aus oleh gerusan air atau sabun. Jenis yang seperti apa, bisa disesuaikan dengan keinginan.


Untuk bedroom, lantai yang dipilih sebaiknya yang lembut, seperti kayu atau pelapis lantai macam karpet.

Satu lagi, jika ruang luar, pilihan pelapis lantai yang permukannya agak kasar dan tahan lama. Hal ini dimaksud agar lantai tak licin ketika terguyur air hujan. (whery/Fot Richard)

Keramik Masih Menjadi Primadona

Banyak orang memilih keramik sebagai material lantai. Jenis, ukuran, dan beragam harga serta kualitas menjadikan keramik sebagai primadona.

Saat ini keramik tidak hanya putih polos dengan ukuran 30x30cm. Seiring perkembangnya, produk keramik pun ikut berwarna.

Keramik banyak menawarkan sesuatu yang baru. Ada yang permukaannya mirip dengan kayu, lengkap dengan tekstur dan ukuran yang memanjang. Ada pula yang menawarkan tekstur mirip bambu, granit bahkan sampai yang nyaris sama dengan batu candi. Selain itu, kini juga hadir motif random (acak); motif pada tiap piece berbeda satu sama lain dan acak.

Pilihan akan keramik didasarkan atas durabilitasnya. Pemilihan untuk dapur dan kamar mandi, serta untuk ruang lain ditiap sudut rumah jelas berbeda.

Keramik berbeda dengan bahan penutup lantai lain, contoh "tegel" yang berpori besar. Dia jusru berpori kecil sehingga tidak menyerap air. Bercak yang timbul dari rembesan air "tegel" atau ubin tidak akan terjadi pada keramik. Bahkan keramik dengan kualitas tinggi, tahan terhadap gesekan, tekanan, dan noda.

Satu hal lain dari keramik yang menjadi pilihan utama calon pemilik rumah, yaitu mudah dalam hal pemasangan dan perawatan. Dengan hanya menyapu, mengepel, dan kalau perlu disikat. Selain dua keunggulan tadi, keramik juga tahan api dan rayap. Dengan perbagai keunggulan yang tersaji pantaslah keramik menjadi primadona. (whery/Fot:Rica

Tips Memilih dan Mengolah Kayu

Kayu memiliki aneka jenis dan karakter. Perlakuan terhadapnya mirip. Mau tahu?

Kayu memiliki karakter unik. Beberapa hal bisa jadi pedoman menggunakan kayu sebagai elemen bangunan.

  • Pastikan kayu yang digunakan memiliki kadar air serendah mungkin. Kandungan air yang tinggi akan menjadikan kayu rentan muai, susut, ataupun retak.
  • Pilihlah kayu yang tidak memiliki mata kayu. Mata kayu rentan retak dan membuat kayu mudah patah.
  • Lakukan proses finishing. Hal ini penting agar kayu terlindung dari cuaca. Jika ingin mengeskpos tekstur urat kayu, gunakan pelitur atau cat coating transparan sebagai finishing.
  • Jika kayu bukan dari golongan kayu keras, hindari memaku kayu menggunakan sistem tembak. Sistem ini menjadikan kayu pecah. Jika terdapat retak, maka pakulah kayu secara perlahan. Jangan memaku pada mata kayu, karena akan berakibat kayu retak dan pecah. (whery/Fot:Richard)