Plaza Indonesia merubah wajah. 10 tahun berlalu, banyak yang berganti dari plaza ini.
Layaknya plaza, banyak pajangan berjejer. Berlabel pula tentunya. Merk dan harga yang utama. Selanjutnya penataan apik jadi perhatian. Furniture jadi elemen utama perkuatan wajah pusat belanja.
Konsep modern minimalis sudah banyak orang tahu. Maka itu PI juga menerapkannya dalam penataan "Kantornya". Lagi-lagi hitam-putih. Dari yang awalnya terkesan, hingga menjadi sangat biasa.
Sofa biasa jadi tidak biasa dengan unsur hitam-putih. Dasar warna putih. Aksen sulur-sulur daun mengisi tiap sudut sofa. Cantik sich. Apalagi diletakkan di akses jalan. Mengundang pusat perhatian sudah pasti.
Konsep "hommy" terasa. Dengan sofa berada ditengah. Serasa di rumah sendiri. Padahal di mal. Selain sofa, unsur hitam-putih-pun banyak terlihat di lampu, tirai.
Makanya tadi gw ngomong, awalnya menarik. Abis itu biasa, karena warna catur ini begitu dominan. Sama halnya kalo punya barang baru, wuuuuch...seneng. kl barangnya banyak yang nyamain, males berat.
Thursday, May 29, 2008
Tuesday, May 27, 2008
Illustrasi Hati dan Jiwa
Tempat Ibadah Kaum Urban
Masjid jadi tempat suci kaum muslim. Jadi tempat ibadah bagi mereka yang taat. Dapat ditemui pada tiap 100 meter, khususnya di Indonesia. Dia juga terdapat di plaza, mall, trade center, atau apapun namanya. Plasa Indonesia (PI) juga. Hadir dalam bentuk mini.
Bagi yang belum tau, masjid kecil diberi nama Musholla. Musholla PI jadi satu pandangan yang menarik. Tidak seperti dulu. Kini bangunan sakral digubah, nampak menarik.
Dulu bangunan jadi satu antara "jemaah laki dan perempuan". Setelah jadi, mereka terpisahkan. Biar ga iseng colek-colekan. Nanti berkali-kali wudhu. Irit air.Hus, balik ke topik. Ok.
Desain interior Musholla di dominasi warna cokelat. Poto yang terpampang merupakan icon pada pintu masuk Musholla. Luchu khan. dan lagi-lagi cokelat, tapi sedikit keemasan. Kita akan disambut dengan gerbang mini tak berpintu. Dinding sepintas menggunakan material marmer. Mantap khan tuh. Lepas dari pintu gerbang kita akan jumpai dudukan panjang. Di depannya ada tempat penitipan alas kaki. Tentunya ada yang jaga. Beda dengan Mosholla lain, yang jaga pake jas cing. Gila ga tuh. gw aja kalah. cuma pake kaos doang.
Tempat men"suci"kan diri sebelum solat juga menarik. Kenapa? Ya pokokya seru aja. Kalian harus rasain sendiri. Ruang utama lagi-lagi beralaskan marmer. Dingin kalo kita ga pake alas. Untungnya dua shaf terdepan ada sajadah yang disediakan. Lumayan.
Desain ruang utama minimalis. Antara ruang utama dan tempat penitipan alas kaki terdapat sekat. Sekat berornamen kaligrafi. Cukup menarik. Cocoklah kalo dipasang di Musholla. Walaupun cuma musholla sangat terlihat cantik. Pengelola sengaja ingin mengubah tampilan Mosholla abis-abisan. Dan lihat hasilnya.
Biaya produksinya diperkirakan lumayan mahal. Materialnya aja begituan semua. Bisalah buat ongkos kontrakan satu tahun di daerah Tebet. Gila khan
Friday, May 23, 2008
Pengenalan Blog Juga Komunitasnya
Blog..? Hampir semua paham. Blog menjadi kebutuhan, gaya hidup kaum urban. Pengenalannya tidak terbatas pada profesi. Sebagai ajang curhat, beraliran "suka-suka". Kini pun hadir blog korporat. Dia lebih serius, tidak seenaknya, pertanggungjawabannyapun bersama, antara perusahaan dan si blogger.
Hal ini didapatkan dari pelatihan blog dan komunitas. Lantai 8 gedung Gramedia Majalah jadi tempat temen-temen media online berkumpul. Hai, Soccer, Tabloid Nova, National Geographic Indonesia, iDEA, dan yang lainnya. Ada dua materi besar yang menurut saya penting. Pertama, konvergensi media cetak dan online. Kedua, pengenalan blog dan web 2.0 sebagai sarana penarik komunitas.
Awal pelatihan, tema perang antar media jadi perhatian. Dimulai dari prediksi Bill Gates, bos Microsoft, bahwa media cetak akan mati seiring dengan lahir dan berkembangnya media online. Kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Media cetak tetap eksis dan semakin inovatif menghasilkan beragam alternatif bacaan. Media online juga berkembang pesat. Kedua bersatu lewat konvergensi media. Penyelarasan antar media dengan bentuk yang berbeda. Mereka tetap bisa berjalan beriringan.
Lewat pemahaman konvergensi, antar media membuat batasan-batasan akan rubrik atau konten. Semua berjalan bersama karena konten tidak saling tumpang tindih.
Dilanjut dengan web 2.0. Web seri terbaru dengan keunggulan akan keterdekatan dengan netter. Macam Facebook, Friendster, Youtube, Flickr, dan banyak lagi, telah mengadopsi web 2.0 didalam portal mereka. Porsi netter akan ruang pada web semakin besar, hingga komunikasi terjalin antar pembaca. Terjadi diskusi, komentar akan materi yang ditampilkan di web, sampai aktivitas offline terjadi hanya karena ada media online.
Pengenalan blog secara mendalam juga tersaji dalam pelatihan ini. Yang awalnya blog dibuat oleh satu individu kini sudah banyak juga yang bergotong-royong. Perusahaan juga ambil bagian. Lewat blog korporasi mereka membangun komunitas baru. Layaknya website, blog juga sebagai ajang informasi dan pembentukan citra perusahaan. Yang jadi pembeda adalah bahasa lebih bebas dibanding website.
Pemahaman bertambah, memperkaya wawasan. Target akan pencapaian sebuah media online dan blog sebagai wadah komunitas semakin jelas. Memajukan media online hadir dalam wujud pelatihan. Dengan bahasa yang sederhana, media online berbasis web 2.0 jadi impian iDEA online.
Hal ini didapatkan dari pelatihan blog dan komunitas. Lantai 8 gedung Gramedia Majalah jadi tempat temen-temen media online berkumpul. Hai, Soccer, Tabloid Nova, National Geographic Indonesia, iDEA, dan yang lainnya. Ada dua materi besar yang menurut saya penting. Pertama, konvergensi media cetak dan online. Kedua, pengenalan blog dan web 2.0 sebagai sarana penarik komunitas.
Awal pelatihan, tema perang antar media jadi perhatian. Dimulai dari prediksi Bill Gates, bos Microsoft, bahwa media cetak akan mati seiring dengan lahir dan berkembangnya media online. Kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Media cetak tetap eksis dan semakin inovatif menghasilkan beragam alternatif bacaan. Media online juga berkembang pesat. Kedua bersatu lewat konvergensi media. Penyelarasan antar media dengan bentuk yang berbeda. Mereka tetap bisa berjalan beriringan.
Lewat pemahaman konvergensi, antar media membuat batasan-batasan akan rubrik atau konten. Semua berjalan bersama karena konten tidak saling tumpang tindih.
Dilanjut dengan web 2.0. Web seri terbaru dengan keunggulan akan keterdekatan dengan netter. Macam Facebook, Friendster, Youtube, Flickr, dan banyak lagi, telah mengadopsi web 2.0 didalam portal mereka. Porsi netter akan ruang pada web semakin besar, hingga komunikasi terjalin antar pembaca. Terjadi diskusi, komentar akan materi yang ditampilkan di web, sampai aktivitas offline terjadi hanya karena ada media online.
Pengenalan blog secara mendalam juga tersaji dalam pelatihan ini. Yang awalnya blog dibuat oleh satu individu kini sudah banyak juga yang bergotong-royong. Perusahaan juga ambil bagian. Lewat blog korporasi mereka membangun komunitas baru. Layaknya website, blog juga sebagai ajang informasi dan pembentukan citra perusahaan. Yang jadi pembeda adalah bahasa lebih bebas dibanding website.
Pemahaman bertambah, memperkaya wawasan. Target akan pencapaian sebuah media online dan blog sebagai wadah komunitas semakin jelas. Memajukan media online hadir dalam wujud pelatihan. Dengan bahasa yang sederhana, media online berbasis web 2.0 jadi impian iDEA online.
iDEA Online Macam Agen TKI
Media online tak hanya penyampai berita. Ke depan media akan jadi penyalur informasi. Macam agen TKI aja:) Jadi wadah bagi para komunitas untuk urun rembuk. Menyapaikan unek-unek. Dengan beragam materi, bisa naskah, foto, video, atau apapun.
iDEA online jadi penyalur informasi. Bisa aja. Becita-cita punya basis web 2.0. Dengan konten unggulan "kreasi", iDEA online mengajak pembaca berpartisipasi. Macam games "The Sims", netter dapat gambaran akan rumah impiannya. Atau jika hendak merenovasi rumah, khususnya interior, secara visual tersaji.
Fengshui, ilmu kuno asal negara China akan ada di konten iDEA online. Gambaran sederhana Fengshui rumah para netter. Sumber akan valid. Semua respon dari pembaca akan dipelajari oleh ahli Fengshui. Lewat blog ataupun forum, Fengshui rumah akan dijadi berdebatan yang seru.
Kreasi "Coloring a Room"juga tak kalah seru. Konten ini diyakini akan jadi penarik netter untuk berkunjung ke iDEA online. Aplikasi interior berwujud warna pada dinding hunian, itulah "Coloring a Room".
iDEA online jadi penyalur informasi. Bisa aja. Becita-cita punya basis web 2.0. Dengan konten unggulan "kreasi", iDEA online mengajak pembaca berpartisipasi. Macam games "The Sims", netter dapat gambaran akan rumah impiannya. Atau jika hendak merenovasi rumah, khususnya interior, secara visual tersaji.
Fengshui, ilmu kuno asal negara China akan ada di konten iDEA online. Gambaran sederhana Fengshui rumah para netter. Sumber akan valid. Semua respon dari pembaca akan dipelajari oleh ahli Fengshui. Lewat blog ataupun forum, Fengshui rumah akan dijadi berdebatan yang seru.
Kreasi "Coloring a Room"juga tak kalah seru. Konten ini diyakini akan jadi penarik netter untuk berkunjung ke iDEA online. Aplikasi interior berwujud warna pada dinding hunian, itulah "Coloring a Room".
Thursday, May 22, 2008
Web 2.0 Lebih Dekat Dengan Konvergensi Media
Website sudah jadi kebutuhan. Khususnya kaum urban dengan segudang aktivitas. Layanan informasi hadir dengan cepat. Hadirnya website generasi terbaru menjadikan komunikasi dilakukan dua arah. Dialah web 2.0.
Awal tercipta website pada awalnya tidak berseri. Dengan perkembangan teknologi, website menjadi terbaharukan. Ibarat anak, tidak ada penyebutan anak sulung jika si bungsu tidak lahir. Lantas munculah nama bagi website. Seri lama berlabel 1.0, sedang yang baru 2.0.
Web 1.0 banyak dikenal. Khusus di Indonesia masih banyak dipakai. Web ini berkomunikasi dengan satu arah pembaca. Pembaca disuguhkan beragam materi. Dia menjadi pasif, tanpa ada komunikasi. Seolah-olah si empunya web tahu akan semua hal. Tidak demikian dengan web 2.0. Pembaca diberi porsi untuk "berbicara" dengan web. Contoh mudah, tentu kita mengenal Friendster, Facebook, Youtube, My Space. Merekalah website berbasis 2.0.
Pada web 2.0 si empunya situs diibaratkan sebagai fasilitator. Web menjadi wadah dari komunikasi antar pembaca. Pembaca punya hak untuk mengkreasi website. Tentu harus register terlebih dahulu. Website ini membentuk jejaring sosial, bahkan bisa lebih luas. Macam Friendster dan web komunitas lainnya.
Media interaktif, itulah web 2.0. Unsur interaktif yang disajikan tergantung dari pengelola web. Komunikasi yang paling sederhana dan paling banyak dipakai adalah forum. Lewat forum, komunitas berkumpul, membahas tema, sharing pengalaman, dan banyak lainnya. Banyak lagi unsur komunikasi lain yang lebih mendekatkan pembaca, baik dengan web ataupun sesama.
Meskipun jumlahnya sedikit, beberapa situs di Indonesia telah menerapkan web 2.0. Diantaranya Fupei, Aku Cinta Sekolah, atau Liveconnector. Semuanya mengajak pembaca atau anggotanya untuk mengembangkan situs ini.
Khusus untuk iDEA, dengan media barunya bertajuk ideaonline.co.id, juga mengarahkan websitenya ke seri 2.0. Sampai saat ini memang dia masih menggunakan seri lama, namun dengan penambahan di beberapa bagian. Web ideaonline.co.id hampir menjadi web 2.0.
Kanal pada media online iDEA yang mengacu pada web 2.0 sudah tersedia, namun masih dalam tahap pengembangan. Ada forum, blogidea, dan simulasi. Pada simulasi khususnya ada rubrik "Fengshui" dan "Coloring a Room". Fengshui yang dikenal rumit akan dibahasakan sederhana oleh iDEA. Pembaca akan disajikan "game" Fengshui. Untuk mengetahui posisi rumah si pembaca, apa sudah susuai dengan Fengshuinya. Ataupun pembaca yang ingin membangun rumah, simulasi Fengshui bisa jadi panduan. Coloring a Room merupakan simulasi visual. Dimaksudkan memberi gambaran tentang tampilan interior sebuah rumah. Khususnya warna. Tampilan yang disajikan dua dimensi.
Awal tercipta website pada awalnya tidak berseri. Dengan perkembangan teknologi, website menjadi terbaharukan. Ibarat anak, tidak ada penyebutan anak sulung jika si bungsu tidak lahir. Lantas munculah nama bagi website. Seri lama berlabel 1.0, sedang yang baru 2.0.
Web 1.0 banyak dikenal. Khusus di Indonesia masih banyak dipakai. Web ini berkomunikasi dengan satu arah pembaca. Pembaca disuguhkan beragam materi. Dia menjadi pasif, tanpa ada komunikasi. Seolah-olah si empunya web tahu akan semua hal. Tidak demikian dengan web 2.0. Pembaca diberi porsi untuk "berbicara" dengan web. Contoh mudah, tentu kita mengenal Friendster, Facebook, Youtube, My Space. Merekalah website berbasis 2.0.
Pada web 2.0 si empunya situs diibaratkan sebagai fasilitator. Web menjadi wadah dari komunikasi antar pembaca. Pembaca punya hak untuk mengkreasi website. Tentu harus register terlebih dahulu. Website ini membentuk jejaring sosial, bahkan bisa lebih luas. Macam Friendster dan web komunitas lainnya.
Media interaktif, itulah web 2.0. Unsur interaktif yang disajikan tergantung dari pengelola web. Komunikasi yang paling sederhana dan paling banyak dipakai adalah forum. Lewat forum, komunitas berkumpul, membahas tema, sharing pengalaman, dan banyak lainnya. Banyak lagi unsur komunikasi lain yang lebih mendekatkan pembaca, baik dengan web ataupun sesama.
Meskipun jumlahnya sedikit, beberapa situs di Indonesia telah menerapkan web 2.0. Diantaranya Fupei, Aku Cinta Sekolah, atau Liveconnector. Semuanya mengajak pembaca atau anggotanya untuk mengembangkan situs ini.
Khusus untuk iDEA, dengan media barunya bertajuk ideaonline.co.id, juga mengarahkan websitenya ke seri 2.0. Sampai saat ini memang dia masih menggunakan seri lama, namun dengan penambahan di beberapa bagian. Web ideaonline.co.id hampir menjadi web 2.0.
Kanal pada media online iDEA yang mengacu pada web 2.0 sudah tersedia, namun masih dalam tahap pengembangan. Ada forum, blogidea, dan simulasi. Pada simulasi khususnya ada rubrik "Fengshui" dan "Coloring a Room". Fengshui yang dikenal rumit akan dibahasakan sederhana oleh iDEA. Pembaca akan disajikan "game" Fengshui. Untuk mengetahui posisi rumah si pembaca, apa sudah susuai dengan Fengshuinya. Ataupun pembaca yang ingin membangun rumah, simulasi Fengshui bisa jadi panduan. Coloring a Room merupakan simulasi visual. Dimaksudkan memberi gambaran tentang tampilan interior sebuah rumah. Khususnya warna. Tampilan yang disajikan dua dimensi.
Tak Harus Memilih Di Antaranya
Telah lama kita kenal media sebagai penyampai informasi. Tidak hanya akurat namun juga cepat. Media cetak beberapa tahun belakang punya porsi terbesar bagi pembaca. Kini hadir media online yang mulai mengundang perhatian.
Layaknya bayi yang baru lahir, media online mulai disukai banyak orang. Dari perbagai kalangan. Mulai dari akademisi, pegawai, ibu ruamh tangga, remaja bahkan anak-anak. Mereka mempunyai kesamaan, yaitu paham akan internet sebagai layar ke tiga masyarakat global, setelah film dan televisi.
Internet sebagai jendela cakrawala baru informasi. Di Indonesia, setelah televisi hadir di awal 90-an internet muncul. Gudang informasi yang lebih luas tanpa batas jadi keunggulannya dibandingkan dengan televisi. Internet menawarkan akses yang mudah. Mulai dari hiburan, info kuliner, jalan-jalan hingga berita terkini.
Unsur berita yang tersaji cepat jadi isu penting hingga muncul anggapan bahwa televisi akan mati dalam waktu dekat. Televisi pada awal kemunculannya mulai menggerus keberadaan media cetak. Akses informasi dan berita yang disajikan televisi lebih cepat ketimbang media cetak, macam koran, majalah, ataupun tabloid. Kini hal yang sama dialami kotak masal ini. Internet yang berbasis web , dengan perangkat PC jauh lebih cepat menyajikan berita. Waktu terhitung singkat, tidak hanya jam namun menit. Berita sudah bisa disajikan. Tidak ada lagi delay waktu produksi hampir satu sampai dua minggu untuk mengetahui informasi terkini bagi majalah, tiga sampai lima hari untuk tabloid, dan semalam untuk koran harian.
Media online juga lebih mendekatkan diri dengan pembaca atau netter. Respon pembaca akan cepat ditanggapi, tanpa harus menunggu cetak edisi berikutnya. Konten dalam bentuk tulisan berupa foto, atau materi lain dapat segera dipublikasikan. Tinggal upload oleh admin , pembaca dapat menikmati tulisannya. Begitu pula dengan pengkoreksian berita, langsung ter-followup .
Redaksi di Mata Pembaca
Media merupakan hasil dari sekelompok orang bernama redaksi. Pendekatan lama menganggap redaksi seolah-olah lebih pintar, lebih maju beberapa langkah di depan dan pembaca mengikuti. Itu berlaku di media cetak. Lain halnya online . Terlebih masyarakat Indonesia semakin pintar, akses informasi mudah didapat. Pembaca semakin kaya akan informasi, hingga apa yang dia baca hanya menjadi penguat apa yang telah diketahui. Ini merupakan pola pendekatan baru bagi redaksi. Pola ini tidak menjadi ancaman serius, justru akan mempermudah kerja industri media, khususnya online . Informasi yang disajikan tidak panjang macam buku atau jurnal. Namun info singkat guna penyelaras pengetahuan pembaca.
Berita atau info singkat dari media online tidak menjadikannya kurang berkualitas. Pada media online , berita disampaikan dengan ringkas namun dapat mencakup beberapa tulisan. Melalui fasilitas hyperlink tulisan dapat dipecah beberapa bagian. Dan dapat tersampaikan dalam satu muka halaman website . Tidak harus berpanjang-panjang seperti halnya media cetak. Dengan sekali klik, misal menu "baca juga artikel terkait", beragam tulisan dalam satu tema akan terbaca. Bosan akan tulisan yang panjang juga tidak akan terjadi.
Media Cetak Vs Online
Akankah media cetak akan tenggelam dengan keberadaan online ? Pola aktivitas masyarakat yang semakin padat menuntut informasi yang cepat dan ringkas. Keberadaan media online memang menjawab itu semua. Namun media cetak harus tetap dipertahankan. Mengingat budaya baca masyarakat Indonesia masih kurang, hingga perlu banyak alternatif media sebagai sarana baca, baik lama atapun baru.
Kedua media dapat berjalan beriringan. Tidak sebagai pesaing namun pendukung. Masyarakatpun beragam, kehendak akan informasi yang mereka dapatkan masing-masing juga berbeda. Beragam media punya kelebihan dan kekurangan di mata pembaca. Pengakses website A belum tentu membaca majalah A. Pun demikian sebaliknya. Tapi tidak sedikit yang membaca kedua media A, baik cetak ataupun online .
Internet semakin dibutuhkan. Media online -pun jadi sarana informasi tepat bagi pengguna internet. Namun tidak lantas media yang lebih dulu muncul hilang begitu saja. Mereka jadi bagian media secara utuh. Sebuah proses yang menjadikannya seperti sekarang.
Layaknya bayi yang baru lahir, media online mulai disukai banyak orang. Dari perbagai kalangan. Mulai dari akademisi, pegawai, ibu ruamh tangga, remaja bahkan anak-anak. Mereka mempunyai kesamaan, yaitu paham akan internet sebagai layar ke tiga masyarakat global, setelah film dan televisi.
Internet sebagai jendela cakrawala baru informasi. Di Indonesia, setelah televisi hadir di awal 90-an internet muncul. Gudang informasi yang lebih luas tanpa batas jadi keunggulannya dibandingkan dengan televisi. Internet menawarkan akses yang mudah. Mulai dari hiburan, info kuliner, jalan-jalan hingga berita terkini.
Unsur berita yang tersaji cepat jadi isu penting hingga muncul anggapan bahwa televisi akan mati dalam waktu dekat. Televisi pada awal kemunculannya mulai menggerus keberadaan media cetak. Akses informasi dan berita yang disajikan televisi lebih cepat ketimbang media cetak, macam koran, majalah, ataupun tabloid. Kini hal yang sama dialami kotak masal ini. Internet yang berbasis web , dengan perangkat PC jauh lebih cepat menyajikan berita. Waktu terhitung singkat, tidak hanya jam namun menit. Berita sudah bisa disajikan. Tidak ada lagi delay waktu produksi hampir satu sampai dua minggu untuk mengetahui informasi terkini bagi majalah, tiga sampai lima hari untuk tabloid, dan semalam untuk koran harian.
Media online juga lebih mendekatkan diri dengan pembaca atau netter. Respon pembaca akan cepat ditanggapi, tanpa harus menunggu cetak edisi berikutnya. Konten dalam bentuk tulisan berupa foto, atau materi lain dapat segera dipublikasikan. Tinggal upload oleh admin , pembaca dapat menikmati tulisannya. Begitu pula dengan pengkoreksian berita, langsung ter-followup .
Redaksi di Mata Pembaca
Media merupakan hasil dari sekelompok orang bernama redaksi. Pendekatan lama menganggap redaksi seolah-olah lebih pintar, lebih maju beberapa langkah di depan dan pembaca mengikuti. Itu berlaku di media cetak. Lain halnya online . Terlebih masyarakat Indonesia semakin pintar, akses informasi mudah didapat. Pembaca semakin kaya akan informasi, hingga apa yang dia baca hanya menjadi penguat apa yang telah diketahui. Ini merupakan pola pendekatan baru bagi redaksi. Pola ini tidak menjadi ancaman serius, justru akan mempermudah kerja industri media, khususnya online . Informasi yang disajikan tidak panjang macam buku atau jurnal. Namun info singkat guna penyelaras pengetahuan pembaca.
Berita atau info singkat dari media online tidak menjadikannya kurang berkualitas. Pada media online , berita disampaikan dengan ringkas namun dapat mencakup beberapa tulisan. Melalui fasilitas hyperlink tulisan dapat dipecah beberapa bagian. Dan dapat tersampaikan dalam satu muka halaman website . Tidak harus berpanjang-panjang seperti halnya media cetak. Dengan sekali klik, misal menu "baca juga artikel terkait", beragam tulisan dalam satu tema akan terbaca. Bosan akan tulisan yang panjang juga tidak akan terjadi.
Media Cetak Vs Online
Akankah media cetak akan tenggelam dengan keberadaan online ? Pola aktivitas masyarakat yang semakin padat menuntut informasi yang cepat dan ringkas. Keberadaan media online memang menjawab itu semua. Namun media cetak harus tetap dipertahankan. Mengingat budaya baca masyarakat Indonesia masih kurang, hingga perlu banyak alternatif media sebagai sarana baca, baik lama atapun baru.
Kedua media dapat berjalan beriringan. Tidak sebagai pesaing namun pendukung. Masyarakatpun beragam, kehendak akan informasi yang mereka dapatkan masing-masing juga berbeda. Beragam media punya kelebihan dan kekurangan di mata pembaca. Pengakses website A belum tentu membaca majalah A. Pun demikian sebaliknya. Tapi tidak sedikit yang membaca kedua media A, baik cetak ataupun online .
Internet semakin dibutuhkan. Media online -pun jadi sarana informasi tepat bagi pengguna internet. Namun tidak lantas media yang lebih dulu muncul hilang begitu saja. Mereka jadi bagian media secara utuh. Sebuah proses yang menjadikannya seperti sekarang.
Tuesday, May 13, 2008
Teknologi Yang Tak Pernah Mengerti Anda
Teknologi push email jadi alat merampas waktu. Sangat biasa orang kantor mengenal sistem nine to five. Namun sekarang pola tersebut beralih aktif 24 jam, dengan adanya teknologi informasi yang makin canggih.
Layanan push email menjadikan surat elektronik dapat diakses dengan mudah. Bahkan melalui ponsel. Hingga seseorang akan terus menerima email, bahkan disaat malam beranjak. Tidak pandang lagi jam kerja. Kebanyakan urusan kantorlah isi dari email tersebut. Sungguh menyebalkan dan menyita waktu bukan?
Para pekerja dengan segudang aktivitas mulanya terbantu dengan teknologi ini. Namun semakin lama justru layanan push email menghimpitnya hingga susah bernafas (kalo barusan berlebihan). Banyak yang dihantui pekerjaan, bahkan saat berkumpul dengan keluarga, selalu saja ada gangguan. Tidak hanya email, juga sms, telpon yang berhubungan pekerjaan. Dan harus segera ditangani.
Maksud untuk memudahkan dan cepat menyelesaikan pekerjaan, justru tidak ada habisnya. Waktu dengan keluargapun dikorbankan. Kasian kan. Kalo memang hanya sekedar alat, justru anda yang pegang kendali. Perlu menyeimbangkan kebutuhan gadget supaya kita ga frustasi.
Pertama,jika gadget digunakan untuk kebutuhan kantor, tentu tidak ada salahnya juga untuk kepentingan lain. Jika punya pacar atau bahkan anak dan istri, gadget difungsikan untuk mendekatkan dengan keluarga. Minimal obat rindu kala tak bersama anak yang dicintai. Ya telpon lah, khan udah murah. masak masih MC
Kedua, jika rutinitas membuat aktivitas hobi terganggu, macam membaca buku, nonton film, atau musik, dapat terselurkan dengan ponsel pintar. Sangat lazim ponsel bisa memutar mp3, video dan fungsi multimedia lain. Nach itu khan bisa anda manfaatkan.
Ketiga, layanan reminder juga dapat dimanfaatkan sebagai pengiat momen-momen paling berharga. Seperti ulang tahun, hari jadian, tanggal pernikahan. (asal jangan tanggal perceraian aja)
Keempat, lima, enam...banyak lagi..pikir aja sendiri.
Layanan push email menjadikan surat elektronik dapat diakses dengan mudah. Bahkan melalui ponsel. Hingga seseorang akan terus menerima email, bahkan disaat malam beranjak. Tidak pandang lagi jam kerja. Kebanyakan urusan kantorlah isi dari email tersebut. Sungguh menyebalkan dan menyita waktu bukan?
Para pekerja dengan segudang aktivitas mulanya terbantu dengan teknologi ini. Namun semakin lama justru layanan push email menghimpitnya hingga susah bernafas (kalo barusan berlebihan). Banyak yang dihantui pekerjaan, bahkan saat berkumpul dengan keluarga, selalu saja ada gangguan. Tidak hanya email, juga sms, telpon yang berhubungan pekerjaan. Dan harus segera ditangani.
Maksud untuk memudahkan dan cepat menyelesaikan pekerjaan, justru tidak ada habisnya. Waktu dengan keluargapun dikorbankan. Kasian kan. Kalo memang hanya sekedar alat, justru anda yang pegang kendali. Perlu menyeimbangkan kebutuhan gadget supaya kita ga frustasi.
Pertama,jika gadget digunakan untuk kebutuhan kantor, tentu tidak ada salahnya juga untuk kepentingan lain. Jika punya pacar atau bahkan anak dan istri, gadget difungsikan untuk mendekatkan dengan keluarga. Minimal obat rindu kala tak bersama anak yang dicintai. Ya telpon lah, khan udah murah. masak masih MC
Kedua, jika rutinitas membuat aktivitas hobi terganggu, macam membaca buku, nonton film, atau musik, dapat terselurkan dengan ponsel pintar. Sangat lazim ponsel bisa memutar mp3, video dan fungsi multimedia lain. Nach itu khan bisa anda manfaatkan.
Ketiga, layanan reminder juga dapat dimanfaatkan sebagai pengiat momen-momen paling berharga. Seperti ulang tahun, hari jadian, tanggal pernikahan. (asal jangan tanggal perceraian aja)
Keempat, lima, enam...banyak lagi..pikir aja sendiri.
Aplikasi PDF milik ponsel bernama RSS
Internet jadi bagian tak terpisahkan bagi masyarakat modern. Dia jadi "lumbung informasi" tanpa batas. Nyaris semua orang ga bisa kerja kalo ga kehubung dengan dia.
Internet bagai candu. Ada beberapa teman yang bilang gitu. Terlebih dengan munculnya Google. Situs pencari yang satu ini paling oks. Semua para pencari informasi langsung tertuju pada alat situs G O O G L E.
Sedemikian penting itu internet membuat beberapa pabrikan ponsel mengembangkan ponsel cerdas, yang mengacu pada konektivitas internet. Yang jadi permasalah akhir-akhir ini adalah pemindahan halaman web yang terlalu lebar dan padat informasi ke dalam tampilan layar ponsel yang relatif kecil.
Really Simple Syndication (RSS) jadi solusi itu semua. Informasi di internet beragam. Ribuan bahkan jutaan situs informasi muncul. Hingga situs pribadi macam ini (blog bencong!!). Capek juga dan makan biaya kalo semua tampilan terlihat dalam LCD ponsel. Apalagi terbukanya situs satu persatu. Cara yang lebih mudah saat ini adalah penggunaan situs pembaca RSS. Misal pada situs Detiknews, Dimungkinkan aksesor men-download beragam situs sertaan dari detiknews.com. Ataupun situs informasi lain. Lalu membacanya kemudian secara off-line. Selain menghemat biaya juga akan selalu update informasi terkini. Macam *pdf pada pc.
Internet bagai candu. Ada beberapa teman yang bilang gitu. Terlebih dengan munculnya Google. Situs pencari yang satu ini paling oks. Semua para pencari informasi langsung tertuju pada alat situs G O O G L E.
Sedemikian penting itu internet membuat beberapa pabrikan ponsel mengembangkan ponsel cerdas, yang mengacu pada konektivitas internet. Yang jadi permasalah akhir-akhir ini adalah pemindahan halaman web yang terlalu lebar dan padat informasi ke dalam tampilan layar ponsel yang relatif kecil.
Really Simple Syndication (RSS) jadi solusi itu semua. Informasi di internet beragam. Ribuan bahkan jutaan situs informasi muncul. Hingga situs pribadi macam ini (blog bencong!!). Capek juga dan makan biaya kalo semua tampilan terlihat dalam LCD ponsel. Apalagi terbukanya situs satu persatu. Cara yang lebih mudah saat ini adalah penggunaan situs pembaca RSS. Misal pada situs Detiknews, Dimungkinkan aksesor men-download beragam situs sertaan dari detiknews.com. Ataupun situs informasi lain. Lalu membacanya kemudian secara off-line. Selain menghemat biaya juga akan selalu update informasi terkini. Macam *pdf pada pc.
PC MAV Baru Keluaran PC Media
PC Mav yang merupakan anti virus terbitan majalah PC Media kembali mengeluarkan seri baru. Dengan seri 1.1. Tepat disaat ulang tahun sang empunya majalah, malware ini dilauch. Saat pertama kali diujicobakan PC Mav mampu mengenali 1.682 virus berserta variannya. Dikutip dari rilis PC Media.
PC Mav generasi baru hadir dengan engine ClamAV 0.92, sebagai pengganti engine ClamAV 0.91. Tidak akan lagi ditemui masalah dengan pengitegrasiannya. Saat engine ClamAV 0.91 situs tempat library ClamAV telah di update sama bosnya situs, jadi link download library menjadi tidak valid, seperti yang tertulis pada README.TXT.
Seri 1.1 menawarkan beragam pembaharuan, diantaranya:
- Penambahan database realtime protector & cleaner 67 virus. Baik lokal, asing ataupun jenis baru yang menyebar di Indonesia. Total ada 1.682 virus dan sodaranya yang terdeteksi oleh engine internal PC MAV versi 1.1.
- Improvisasi pada modul ClamAV yang terintergrasi. Seri library ClamAV yang lama udah di update jadi versi 0.92. Jadi ada perbedaan yang SIGNIFIKAN (buset tuch bahasa) pada struktur header dari library tersebut. Kini ClamAV telah terintegrasi dengan baik.
- Optimasi. Terlebih pada Engine scan memory, dalam mengatasi virus jenis VBScript, yang sedang banyak beredar di Indonesia.Engine scan memory sekarang dapat lebih optimal membaca tiap proses aktif. Juga parameter yang digunakan.
- Ada yang baru, Yaitu engine cleaner khusus. Dia dapat memperbaiki file *.JPG yang terkena virus SangPerawan.
- Improvisasi pada modul auto update PCMAV. Juga nama file update menjadi PCMAV.VDB.
- Improvisasi rutin mengatur tampilan informasi kalo kalo ada virus yang ter-detect RTP.
- Perbaikan dan pembaharuan pada beberapa nama virus. Mengikuti jenis baru yang udah ketemu. Juga meminimalkan kesalahan deteksi (false alarm) pada beberapa program ataupun script.
- Minor bug dan improve kode internal mengalami perbaikan. Ini dimaksudkan agar PCMAV Cleaner dan Realtime Potector menjadi antivirus yang luar biasa.
Wednesday, May 07, 2008
Rusunami, Project Indie Yusuf Kalla
Kota Jakarta ga bisa lagi tumbuh vertikal, tapi horizontal. Lahan makin susah dan mahal. Penduduk nambah banyak, perlu tinggal di mana?muncullah rusunami dari YK.
Gila yaaaaa....harga kontrakan di Jakarta. Paling murah 700K, itu buat rumah petak di pusat kota. Macam Sudirman belakang, Thamrin belakang (Karet, Benhil), Kuningan belakang (setiabudi), Gatot Subroto belakang (pancoran, mampang, ampe blok s).
Aktifitas di pusat kota bertambah padat di siang hari. Penduduk Jakarta di waktu panas terik jumlahnya bertambah. Mengingat banyak pekerja Jakarta punya rumah di wilayah sub urban. Macam tangerang, bekasi, depok, ampe bogor. Gila........Ga heran lah. Harga properti wilayah Jakarta selangit. Apalagi buat warga dengan penghasilan kecil, adlist di bawah 2 juta.
Dulu ada rumah susun (rusun), tapi banyak yang digusur. Dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan (katanya). Emang sich, tanah punya pemerintah. Jadi suka-suka dia lah mau diapain, meski di situ udah berdiri bangunan permanen. Sekarang pemerintah, diwakili YK buat program rusunami (rumah susun bersubsidi). Bahasa kerennya apartemen bersubsidi.
Harga yang ditawarkan kabarnya dibawah 90 jt untuk satu unit rusunami. Banyak pengembang meng-klaim "barang dagangan" nya laris manis. "Nyaris sold out, satu tower udah penuh", ujar salah satu promotion officer APG.
Banyak pengembang GEDE yang ikutan nyemplung di bisnis rusunami. Ada APG, juga bakrie land. kenapa ya mereka masih ambil "kue kecil" kalo selama ini mainannya dia "kue gede"?.
Satu pengembang beralasan justru pemerintah lah yang menawarkan. "Kalo mw jujur masalah modal jadi kendala", begitu alasan bapak Anang. Juga jadi pemicu bagi pengembang "Gede" untuk merealisasikan project indie Yk ini.
Bisa ga yach ini berjalan lancar. Kl emang diperuntukkan buat warga kecil kenapa yang beli kebanyakan orang berduit. Satu-satunya alasan sebagai investasi. Kl udah investasi, pasti tujuannya untung. nah kl jualanya ke end-user (warga miskin), harga ga murah lagi donk.
Emang ada persyaratan yang menyebutkan, bagi warga yang ingin membeli/mencicil rusunami harus punya surat keterangan dari kelurahan setempat. Keterangan bahwa dia belum punya rumah di wilayah Jakarta. Bagus sich. Tapi bakalan ketat ga pengawasannya.
Jadi ragu gw..!!
Gila yaaaaa....harga kontrakan di Jakarta. Paling murah 700K, itu buat rumah petak di pusat kota. Macam Sudirman belakang, Thamrin belakang (Karet, Benhil), Kuningan belakang (setiabudi), Gatot Subroto belakang (pancoran, mampang, ampe blok s).
Aktifitas di pusat kota bertambah padat di siang hari. Penduduk Jakarta di waktu panas terik jumlahnya bertambah. Mengingat banyak pekerja Jakarta punya rumah di wilayah sub urban. Macam tangerang, bekasi, depok, ampe bogor. Gila........Ga heran lah. Harga properti wilayah Jakarta selangit. Apalagi buat warga dengan penghasilan kecil, adlist di bawah 2 juta.
Dulu ada rumah susun (rusun), tapi banyak yang digusur. Dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan (katanya). Emang sich, tanah punya pemerintah. Jadi suka-suka dia lah mau diapain, meski di situ udah berdiri bangunan permanen. Sekarang pemerintah, diwakili YK buat program rusunami (rumah susun bersubsidi). Bahasa kerennya apartemen bersubsidi.
Harga yang ditawarkan kabarnya dibawah 90 jt untuk satu unit rusunami. Banyak pengembang meng-klaim "barang dagangan" nya laris manis. "Nyaris sold out, satu tower udah penuh", ujar salah satu promotion officer APG.
Banyak pengembang GEDE yang ikutan nyemplung di bisnis rusunami. Ada APG, juga bakrie land. kenapa ya mereka masih ambil "kue kecil" kalo selama ini mainannya dia "kue gede"?.
Satu pengembang beralasan justru pemerintah lah yang menawarkan. "Kalo mw jujur masalah modal jadi kendala", begitu alasan bapak Anang. Juga jadi pemicu bagi pengembang "Gede" untuk merealisasikan project indie Yk ini.
Bisa ga yach ini berjalan lancar. Kl emang diperuntukkan buat warga kecil kenapa yang beli kebanyakan orang berduit. Satu-satunya alasan sebagai investasi. Kl udah investasi, pasti tujuannya untung. nah kl jualanya ke end-user (warga miskin), harga ga murah lagi donk.
Emang ada persyaratan yang menyebutkan, bagi warga yang ingin membeli/mencicil rusunami harus punya surat keterangan dari kelurahan setempat. Keterangan bahwa dia belum punya rumah di wilayah Jakarta. Bagus sich. Tapi bakalan ketat ga pengawasannya.
Jadi ragu gw..!!
Dari Wesel Sampai Blackberry
Kemudahan akan hidup lahir dengan adanya teknologi. Tidak perlu mengantri lagi kirim surat. Bersusah payah ambil uang lewat wesel di kantor pos.
Alex Graham Bell sewaktu membuat mesin telpon pun ga kebanyang kalo perkembangannya akan jauh lebih pesat. "Gila gw khan waktu itu cuma iseng, kumpulin barang bekas di gudang. Cuma ada kumparan, kabel, jack audio, ama amplivier" begitu katanya.
Sekarang tidak hanya fixed phone, yang notabane-nya statis. Maka Muncul handphone (hp). Di mulai pada abad 19. Bentuknya macam 2 bata merah ditumpuk. Ampe hari ini (07052008) ada hp setipis tempat cd. Bukan cuma suara, gambar juga jadi layanan hp. Dari gambar statis (foto), ampe bergerak (video). Juga ada menu paling populer yaitu pesan singkat (sms). Orang ga perlu antri di PT. POS Indonesia. Tinggal terhubung satu provider, dengan bebas kita surat-suratan di dunia maya.
Dahulu kita kenal surat via pak pos. Kirim uang dengan wesel. Melalui kantor pos juga. Bahkan penulis pernah diajarkan bagaimana mengisi form wesel dengan benar, sewaktu SD. Sebegitu hebatnya wesel kala itu. Kl mahasiswa jaman dulu pasti merasakan lamanya kiriman bulanan sampai ditangan. Itu sudah dengan fasilitas wesel, sudah canggih. bagaimana kalo diantar sendiri. Bisa-bisa ga sampe-sampe.
Surat. Kita kirim lewat pak pos. Kita terima balasan juga dari pak pos. Sungguh berharga jasanya kala itu. Apalagi jika menanti balasan dari kekasih. Seperti adegan film era 80-an, catatan si boy. Boy tulis surat berulang-ulang, karena tiap beberapa kalimat salah. Boros kertas yach. Apalagi saat itu belum ada tipe-x pentel. Namun sekarang sangat mudah. Tinggal aktifkan ponsel, silakan ber-sms. tanpa khawatir pesan tidak terkirim. Kecuali saat cuaca hujan. Kabarnya sms sulit sampai. Apa mungkin nyangkut di Sutet pas ada kilat:)
Perkembangan selanjutnya muncul ponsel pintar (smartphone) dan juga Personal Digital Assitant (PDA). Keduanya muncul hampir disaat yang bersamaan. Keseluruhan fungsi dari kedua teknologi ini SAMA. Perbedaan dari mereka hanya pada proses pembentukan.
Ponsel pintar berangkat dari ponsel biasa. Kemudian berkembang dengan beragam fasilitas. Mulai fasilitas personal assistant, layanan koneksi wirelless aplication protocol (wap), GPRS, sampai 3G. Tidak lupa SMS, EMS, MMS, sampai vidoe streeming.
Lain halnya dengan PDA. Dia berawal dari buku saku digital guna mencatat segala aktivitas. Macam buku agenda jaman dulu. Hanya murni fasilitas sekretaris kecil dalam saku. Seiring perkembangan teknologi pula dicangkokan pula semacam chip, berjenis processor, macam komputer. Lalu muncul ide untuk menambahkan layanan ponsel, maka jadilah PDA Phone.
Tahun 2008 ini orang banyak membicarakan blackberry. Gedget asal Kanada ini sebenarnya telah lama hadir, kira-kira diakhir 90'an. Fasilitas push email jadi andalan. Maksud dari itu adalah pelanggan dapat terhubung langsung dengan email mereka dalam tempo singkat. Ini terjadi karena terjalin kerja sama antara blackberry dengan provider. XL yang pertama memperkenalkannya. Dengan paket blackberry dan xl pasca bayar. Kemudian diikuti yang laen, macam simpati dan mentari.
Saat ini club blackberry sangat digemari. Tentu karena semakin banyak orang pakai ini alat. Dari segi bentuk tidak ada yang spesial, malah cenderung kaku. Namun namanya trend, pasti diikuti. Orang Indonesia githu.
Pemakai blackberry tidak semuanya sependapat. Sebagian besar berpendapat kalau blackbeery adalah produk yang kuat dan tahan lama. Jarang ditemui kasus akan kerusakan perangkat ini. Bahkan ada yang menjamin, jika terlempar ke tanah, no problem.
Kita lihat saja teknologi apalagi yang menggantikan blackberry, yang tentunya lebih canggih. Seperti saat pak pos diganti oleh simpati atau xl. Juga saat wesel terganti oleh PDA, Smartphone, bahkan PDA Phone.
Alex Graham Bell sewaktu membuat mesin telpon pun ga kebanyang kalo perkembangannya akan jauh lebih pesat. "Gila gw khan waktu itu cuma iseng, kumpulin barang bekas di gudang. Cuma ada kumparan, kabel, jack audio, ama amplivier" begitu katanya.
Sekarang tidak hanya fixed phone, yang notabane-nya statis. Maka Muncul handphone (hp). Di mulai pada abad 19. Bentuknya macam 2 bata merah ditumpuk. Ampe hari ini (07052008) ada hp setipis tempat cd. Bukan cuma suara, gambar juga jadi layanan hp. Dari gambar statis (foto), ampe bergerak (video). Juga ada menu paling populer yaitu pesan singkat (sms). Orang ga perlu antri di PT. POS Indonesia. Tinggal terhubung satu provider, dengan bebas kita surat-suratan di dunia maya.
Dahulu kita kenal surat via pak pos. Kirim uang dengan wesel. Melalui kantor pos juga. Bahkan penulis pernah diajarkan bagaimana mengisi form wesel dengan benar, sewaktu SD. Sebegitu hebatnya wesel kala itu. Kl mahasiswa jaman dulu pasti merasakan lamanya kiriman bulanan sampai ditangan. Itu sudah dengan fasilitas wesel, sudah canggih. bagaimana kalo diantar sendiri. Bisa-bisa ga sampe-sampe.
Surat. Kita kirim lewat pak pos. Kita terima balasan juga dari pak pos. Sungguh berharga jasanya kala itu. Apalagi jika menanti balasan dari kekasih. Seperti adegan film era 80-an, catatan si boy. Boy tulis surat berulang-ulang, karena tiap beberapa kalimat salah. Boros kertas yach. Apalagi saat itu belum ada tipe-x pentel. Namun sekarang sangat mudah. Tinggal aktifkan ponsel, silakan ber-sms. tanpa khawatir pesan tidak terkirim. Kecuali saat cuaca hujan. Kabarnya sms sulit sampai. Apa mungkin nyangkut di Sutet pas ada kilat:)
Perkembangan selanjutnya muncul ponsel pintar (smartphone) dan juga Personal Digital Assitant (PDA). Keduanya muncul hampir disaat yang bersamaan. Keseluruhan fungsi dari kedua teknologi ini SAMA. Perbedaan dari mereka hanya pada proses pembentukan.
Ponsel pintar berangkat dari ponsel biasa. Kemudian berkembang dengan beragam fasilitas. Mulai fasilitas personal assistant, layanan koneksi wirelless aplication protocol (wap), GPRS, sampai 3G. Tidak lupa SMS, EMS, MMS, sampai vidoe streeming.
Lain halnya dengan PDA. Dia berawal dari buku saku digital guna mencatat segala aktivitas. Macam buku agenda jaman dulu. Hanya murni fasilitas sekretaris kecil dalam saku. Seiring perkembangan teknologi pula dicangkokan pula semacam chip, berjenis processor, macam komputer. Lalu muncul ide untuk menambahkan layanan ponsel, maka jadilah PDA Phone.
Tahun 2008 ini orang banyak membicarakan blackberry. Gedget asal Kanada ini sebenarnya telah lama hadir, kira-kira diakhir 90'an. Fasilitas push email jadi andalan. Maksud dari itu adalah pelanggan dapat terhubung langsung dengan email mereka dalam tempo singkat. Ini terjadi karena terjalin kerja sama antara blackberry dengan provider. XL yang pertama memperkenalkannya. Dengan paket blackberry dan xl pasca bayar. Kemudian diikuti yang laen, macam simpati dan mentari.
Saat ini club blackberry sangat digemari. Tentu karena semakin banyak orang pakai ini alat. Dari segi bentuk tidak ada yang spesial, malah cenderung kaku. Namun namanya trend, pasti diikuti. Orang Indonesia githu.
Pemakai blackberry tidak semuanya sependapat. Sebagian besar berpendapat kalau blackbeery adalah produk yang kuat dan tahan lama. Jarang ditemui kasus akan kerusakan perangkat ini. Bahkan ada yang menjamin, jika terlempar ke tanah, no problem.
Kita lihat saja teknologi apalagi yang menggantikan blackberry, yang tentunya lebih canggih. Seperti saat pak pos diganti oleh simpati atau xl. Juga saat wesel terganti oleh PDA, Smartphone, bahkan PDA Phone.
Subscribe to:
Posts (Atom)