Kemudahan akan hidup lahir dengan adanya teknologi. Tidak perlu mengantri lagi kirim surat. Bersusah payah ambil uang lewat wesel di kantor pos.
Alex Graham Bell sewaktu membuat mesin telpon pun ga kebanyang kalo perkembangannya akan jauh lebih pesat. "Gila gw khan waktu itu cuma iseng, kumpulin barang bekas di gudang. Cuma ada kumparan, kabel, jack audio, ama amplivier" begitu katanya.
Sekarang tidak hanya fixed phone, yang notabane-nya statis. Maka Muncul handphone (hp). Di mulai pada abad 19. Bentuknya macam 2 bata merah ditumpuk. Ampe hari ini (07052008) ada hp setipis tempat cd. Bukan cuma suara, gambar juga jadi layanan hp. Dari gambar statis (foto), ampe bergerak (video). Juga ada menu paling populer yaitu pesan singkat (sms). Orang ga perlu antri di PT. POS Indonesia. Tinggal terhubung satu provider, dengan bebas kita surat-suratan di dunia maya.
Dahulu kita kenal surat via pak pos. Kirim uang dengan wesel. Melalui kantor pos juga. Bahkan penulis pernah diajarkan bagaimana mengisi form wesel dengan benar, sewaktu SD. Sebegitu hebatnya wesel kala itu. Kl mahasiswa jaman dulu pasti merasakan lamanya kiriman bulanan sampai ditangan. Itu sudah dengan fasilitas wesel, sudah canggih. bagaimana kalo diantar sendiri. Bisa-bisa ga sampe-sampe.
Surat. Kita kirim lewat pak pos. Kita terima balasan juga dari pak pos. Sungguh berharga jasanya kala itu. Apalagi jika menanti balasan dari kekasih. Seperti adegan film era 80-an, catatan si boy. Boy tulis surat berulang-ulang, karena tiap beberapa kalimat salah. Boros kertas yach. Apalagi saat itu belum ada tipe-x pentel. Namun sekarang sangat mudah. Tinggal aktifkan ponsel, silakan ber-sms. tanpa khawatir pesan tidak terkirim. Kecuali saat cuaca hujan. Kabarnya sms sulit sampai. Apa mungkin nyangkut di Sutet pas ada kilat:)
Perkembangan selanjutnya muncul ponsel pintar (smartphone) dan juga Personal Digital Assitant (PDA). Keduanya muncul hampir disaat yang bersamaan. Keseluruhan fungsi dari kedua teknologi ini SAMA. Perbedaan dari mereka hanya pada proses pembentukan.
Ponsel pintar berangkat dari ponsel biasa. Kemudian berkembang dengan beragam fasilitas. Mulai fasilitas personal assistant, layanan koneksi wirelless aplication protocol (wap), GPRS, sampai 3G. Tidak lupa SMS, EMS, MMS, sampai vidoe streeming.
Lain halnya dengan PDA. Dia berawal dari buku saku digital guna mencatat segala aktivitas. Macam buku agenda jaman dulu. Hanya murni fasilitas sekretaris kecil dalam saku. Seiring perkembangan teknologi pula dicangkokan pula semacam chip, berjenis processor, macam komputer. Lalu muncul ide untuk menambahkan layanan ponsel, maka jadilah PDA Phone.
Tahun 2008 ini orang banyak membicarakan blackberry. Gedget asal Kanada ini sebenarnya telah lama hadir, kira-kira diakhir 90'an. Fasilitas push email jadi andalan. Maksud dari itu adalah pelanggan dapat terhubung langsung dengan email mereka dalam tempo singkat. Ini terjadi karena terjalin kerja sama antara blackberry dengan provider. XL yang pertama memperkenalkannya. Dengan paket blackberry dan xl pasca bayar. Kemudian diikuti yang laen, macam simpati dan mentari.
Saat ini club blackberry sangat digemari. Tentu karena semakin banyak orang pakai ini alat. Dari segi bentuk tidak ada yang spesial, malah cenderung kaku. Namun namanya trend, pasti diikuti. Orang Indonesia githu.
Pemakai blackberry tidak semuanya sependapat. Sebagian besar berpendapat kalau blackbeery adalah produk yang kuat dan tahan lama. Jarang ditemui kasus akan kerusakan perangkat ini. Bahkan ada yang menjamin, jika terlempar ke tanah, no problem.
Kita lihat saja teknologi apalagi yang menggantikan blackberry, yang tentunya lebih canggih. Seperti saat pak pos diganti oleh simpati atau xl. Juga saat wesel terganti oleh PDA, Smartphone, bahkan PDA Phone.
Wednesday, May 07, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment