Telah lama kita kenal media sebagai penyampai informasi. Tidak hanya akurat namun juga cepat. Media cetak beberapa tahun belakang punya porsi terbesar bagi pembaca. Kini hadir media online yang mulai mengundang perhatian.
Layaknya bayi yang baru lahir, media online mulai disukai banyak orang. Dari perbagai kalangan. Mulai dari akademisi, pegawai, ibu ruamh tangga, remaja bahkan anak-anak. Mereka mempunyai kesamaan, yaitu paham akan internet sebagai layar ke tiga masyarakat global, setelah film dan televisi.
Internet sebagai jendela cakrawala baru informasi. Di Indonesia, setelah televisi hadir di awal 90-an internet muncul. Gudang informasi yang lebih luas tanpa batas jadi keunggulannya dibandingkan dengan televisi. Internet menawarkan akses yang mudah. Mulai dari hiburan, info kuliner, jalan-jalan hingga berita terkini.
Unsur berita yang tersaji cepat jadi isu penting hingga muncul anggapan bahwa televisi akan mati dalam waktu dekat. Televisi pada awal kemunculannya mulai menggerus keberadaan media cetak. Akses informasi dan berita yang disajikan televisi lebih cepat ketimbang media cetak, macam koran, majalah, ataupun tabloid. Kini hal yang sama dialami kotak masal ini. Internet yang berbasis web , dengan perangkat PC jauh lebih cepat menyajikan berita. Waktu terhitung singkat, tidak hanya jam namun menit. Berita sudah bisa disajikan. Tidak ada lagi delay waktu produksi hampir satu sampai dua minggu untuk mengetahui informasi terkini bagi majalah, tiga sampai lima hari untuk tabloid, dan semalam untuk koran harian.
Media online juga lebih mendekatkan diri dengan pembaca atau netter. Respon pembaca akan cepat ditanggapi, tanpa harus menunggu cetak edisi berikutnya. Konten dalam bentuk tulisan berupa foto, atau materi lain dapat segera dipublikasikan. Tinggal upload oleh admin , pembaca dapat menikmati tulisannya. Begitu pula dengan pengkoreksian berita, langsung ter-followup .
Redaksi di Mata Pembaca
Media merupakan hasil dari sekelompok orang bernama redaksi. Pendekatan lama menganggap redaksi seolah-olah lebih pintar, lebih maju beberapa langkah di depan dan pembaca mengikuti. Itu berlaku di media cetak. Lain halnya online . Terlebih masyarakat Indonesia semakin pintar, akses informasi mudah didapat. Pembaca semakin kaya akan informasi, hingga apa yang dia baca hanya menjadi penguat apa yang telah diketahui. Ini merupakan pola pendekatan baru bagi redaksi. Pola ini tidak menjadi ancaman serius, justru akan mempermudah kerja industri media, khususnya online . Informasi yang disajikan tidak panjang macam buku atau jurnal. Namun info singkat guna penyelaras pengetahuan pembaca.
Berita atau info singkat dari media online tidak menjadikannya kurang berkualitas. Pada media online , berita disampaikan dengan ringkas namun dapat mencakup beberapa tulisan. Melalui fasilitas hyperlink tulisan dapat dipecah beberapa bagian. Dan dapat tersampaikan dalam satu muka halaman website . Tidak harus berpanjang-panjang seperti halnya media cetak. Dengan sekali klik, misal menu "baca juga artikel terkait", beragam tulisan dalam satu tema akan terbaca. Bosan akan tulisan yang panjang juga tidak akan terjadi.
Media Cetak Vs Online
Akankah media cetak akan tenggelam dengan keberadaan online ? Pola aktivitas masyarakat yang semakin padat menuntut informasi yang cepat dan ringkas. Keberadaan media online memang menjawab itu semua. Namun media cetak harus tetap dipertahankan. Mengingat budaya baca masyarakat Indonesia masih kurang, hingga perlu banyak alternatif media sebagai sarana baca, baik lama atapun baru.
Kedua media dapat berjalan beriringan. Tidak sebagai pesaing namun pendukung. Masyarakatpun beragam, kehendak akan informasi yang mereka dapatkan masing-masing juga berbeda. Beragam media punya kelebihan dan kekurangan di mata pembaca. Pengakses website A belum tentu membaca majalah A. Pun demikian sebaliknya. Tapi tidak sedikit yang membaca kedua media A, baik cetak ataupun online .
Internet semakin dibutuhkan. Media online -pun jadi sarana informasi tepat bagi pengguna internet. Namun tidak lantas media yang lebih dulu muncul hilang begitu saja. Mereka jadi bagian media secara utuh. Sebuah proses yang menjadikannya seperti sekarang.
Thursday, May 22, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment