St. Moritz untuk Kalangan Menengah-Atas
Jakarta - Banyak apartemen berdiri di Jakarta. Semua menawarkan lokasi strategis dan kemudahan akses. Harganya pun bersaing. Ini tidak berlaku bagi St. Moritz.
Jakarta menjadi prioritas investor mengembangkan bisnis properti. Apartemen jadi properti paling populer. Harga murah jadi jargon sebagai "alat jualan". Apartemen berukuran rata-rata 80-120meter persegi pun , banyak apartemen laku terjual.
Apartemen St. Moritz tidak melakukan cara yang serupa. "Segmen pasar kami adalah menengah ke atas. Dan kami menawarkan kelengkapan fasilitas, bukan harga," kata CEO St. Moritz, Michael Riyadi, hari ini di Jakarta.
Fasilitas 11 in 1 yang ditawarkan St. Moritz menjadikan lokasi sekitar apartemen sebagai kawasan premium. "Kami membangun apartemen dengan luas minimal 200 meter persegi. Dengan area yang lebih luas dari apartemen lain menjadikan St. Moritz beda. St. Moritz tidak hanya cocok sebagai investasi namun juga untuk tempat tinggal," ungkap Michael.
Michael manambahkan bahwa banyak apartemen standar, dengan luas 80 meter persegi hadir dengan dua kamar. Bandingkan St. Moritz, yang membangun apartemen dengan luas antara 200 sampai 300 meter pesegi.
"Apartemen seluas 80 meter persegi sangat tidak nyaman ditinggali. Hanya cocok untuk investasi", ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Lippo Group ini.
Hal serupa diamini Budi S. Gozali selaku Director St. Moritz. Saat ditanya tentang kisaran harga unit di St. Moritz, ia belum bisa menyebutkan angka. "Harga saat ini belum bisa kami berikan. Ini terkait dengan rencana kenaikan BBM. Namun antusiasme terhadap keberadaan St. Moritz cukup baik", ujar Budi yang juga berprofesi sebagai pakar properti ini. (whery)
Tuesday, August 18, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment